Jesus

Chat Kami

Featured Post

MPPD XXVIII RESMI DIBUKA SEKUM PB AMGPM

Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD) XXVIII Angkatan Muda Gereja Prostestan Maluku (AMGPM) Daerah Buru Selatan (Dabursel) Tahun 2024...


All Info AMGPM

Berita Daerah AMGPM

Baca Juga

Syalom...

Berita Cabang AMGPM

Berita Ranting AMGPM


Ambon, AMGPM
Komisi Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Politik dan Budaya Sinode GPM, menggelar Training of Trainer (TOT) Manajemen Kelompok Usaha di Gedung Gereja Bethesda – Air Louw Klasis Pulau Ambon. 


Kegiatan diawali dengan kebaktian yang dipimpin oleh Pendeta Gery Talakua, berlangsung dari tanggal 25 - 27 Agustus 2021.


Turut ambil bagian dalam kegiatan ini pengurus Daerah AMGPM Buru Selatan yang diwakili oleh, Sekbid V, Pdt. Ny. Anike P. Istia, dan Pengurus Cabang I Talitakumi Daerah Buru Selatan yang diwakili oleh Sekbid III,  Deswar Faubun.


Dalam khotbahnya, Pendeta Gery Talakua mengatakan, hari ini Departemen Pemberitaan Injil dan Pelayanan Kasih (PIPK) lewat Biro Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Politik dan Budaya membuat kegiatan “TOT Manajemen Kelompok Usaha” bagi para pelayan dan semua anggota jemaat yang tersebar di 34 klasis.


Peserta akan dilatih untuk mengelolah sumber daya yang ada dalam kehidupan sebagai bentuk tindakan gereja untuk melakukan langkah-langkah pemberdayaan ekonomi umat.


Pelatihan ini menjadi satu hal yang sangat penting di era pandemi ini, sebab berdampak besar pada ekonomi. Oleh karena itu di era ini, dalam prediksi para pakar ekonomi enterpreneur menjadi salah satu ide untuk keluar dari krisis ekonomi, diantaranya digital enterpreneur dan social enterpreneur.


Social enterpreneur cocok bagi Lembaga-lembaga sosial keagamaan termasuk kita, karena fokus social enterpreuneradalah usaha yang bertujuan melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan permasalahan sosial dalam masyarakat.


Lebih lanjut akan dijelaskan dalam kegiatan dihari ini. Sebagai seorang entrepreneur, kita harus mampu mengelola kelompok usaha dengan memiliki kecakapan manajemen supaya dapat melakukan usaha dengan baik.


Sebagai contoh, etos kerja Allah yang luar biasa dalam catatan penciptaan yang terencana, tertata, serta dibuktikan dengan melakukan semua hal dalam 6 hari kerja.


Allah melakukannya dalam proses evaluasi, refleksi dan pengawasan. Ketika sebuah proses selesai dilakukan, maka Allah melakukan pengamatan untuk memastikan bahwa semua yang dilakukan baik adanya.


Dalam kisah penciptaan, Allah mengatur ritmeNya dengan menyisihkan waktu untuk beristirahat yaitu dengan pengaturan hari sabat.


Semua ini Allah lewati dengan proses yang sungguh-sungguh. Kiranya hal yang sama juga terjadi dalam diri kita selaku orang percaya, dan dapat menguatkan kita dalam mengembangkan usaha-usaha di setiap klasis dan jemaat-jemaat, tuturnya.


Setelah kebaktian, acara dilanjutkan dengan arahan dari Pendeta Nancy. N. Souisa-Gaspersz, Anggota MPH Sinode, sekaligus membuka dengan resmi kegiatan “TOT Manajemen Kelompok Usaha”.


Dalam arahannya Pendeta Souisa mengatakan, gereja ini memiliki harapan yang besar bahwa program-program yang kita lakukan ini benar-benar akan memberikan progres dari waktu ke waktu sehingga capaian-capaiannya bisa terukur sesuai dengan PIP/RIPP GPM.


Manajemen Kelompok Usaha premier kecil saat ini, berhubungan dengan kemandirian. Kondisi global saat ini menuntut setiap umat untuk mampu bersaing dan bertahan hidup.


Di masa kini, persaingan bukan hanya antar manusia tetapi juga antar manusia dengan mesin. Dimana ruang-ruang kerja akan diambil alih oleh hasil buatan manusia sendiri yang kita sebut dengan sebutan Artificial Intelligence.


Kedepan posisi manusia akan diambil oleh mesin. Tetapi sebagai manusia, kita percaya bahwa pergerakan dan peradaban manusia memberikan kesaksian kemandirian itu sesuatu hal yang tidak mustahil dan ketergantungan itu menjadi satu titik rendah dari peradaban, ungkapnya.


Lebih lanjut Pendeta Souisa menjelaskan, karena itu dengan kesadaran yang tinggi GPM melakukan pendekatan Problem Solving, bahwa kita sudah hidup dengan habitat untuk melihat masalah dan mencari jalan keluar.


Sekarang dengan pendekatan Appreciative Inquiry, kita mencoba untuk mengangkat dan mengapresiasi apa yang kita punya.


“Bicara tentang Pelatihan Manajemen Kelompok Usaha, itu berati berbicara tentang bagaimana pemberdayaan mengembalikan kekuatan kita,” tuturnya.


Pendeta Souisa mengatakan, gereja punya penekanan kedepan tentang pangan lokal serta mempergunakan apa yang kita punya sehingga masyarakat survive, bahkan menjadi agen-agen ekonomi yang mengkontribusikan sesuatu kepada masyarakat.


Pada saat yang sama, kita hidup secara berkecukupan ditengah-tengah alam kita yang melimpah. Kita tidak boleh miskin ditengah-tengah alam kita yang melimpah ini. Kita harus memberi kontribusi kepada bangsa dan negara dengan apa yang kita punya.

Peserta Dari Buru Selatan

Kolaborasi antar bidang usaha itu adalah kekuatan besar gereja. Jika di follow-up setelah pelatihan ini dan dibagikan kepada sebanyak mungkin umat dan jemaat kita, maka ini akan menjadi seperti virus.


Virus yang dimaksud adalah virus kemandirian yang dapat disebarkan sehingga menjadi tombak kesejahteraan. Ada nilai-nilai kekristenan yang akan terus dikembangkan bersamaan dengan pengembangan kewirausahaan ini.


Kelompok wirausaha bukan hanya menjadi karakter ekonomi orang Kristen, tetapi bagaiman nilai-nilai kekristenan ini menjadi support sistem terhadap pengembangan ekonomi secara baik.


Kita harus melatih diri terus-menerus sebab yang kita hadapi ditengah-tengah situasi ini adalah kreatifitas dan inovasi yang tidak ada habisnya.


Narasumber dalam kegiatan ini adalah : Alvian Sapulette, M.Si (Penjelasan Alur dan Pengantar Proses Kewirausahaan), Prof. O. Samson (Motivasi Kerja dan Berfikir Perubahan dan Analisa Nilai dan Analisa Kerja), Marcel Paliama, M.Si (Perijinan Usaha, PIRT dan produk halal).


Barce Titioka, M.Si (Testimoni Wirausaha Sukses oleh Dian Puspita, Aspek Manajemen dan Organisasi), Lotje Purimahua, M.Si (Aspek Pemasaran), Dr. Els Aponno (Aspek Produksi) dan Stella Matitaputty, SE (Aspek Keuangan). (Sumber: MC GPM/IP)


AMGPM, Bursel
Dalam rangka merealisasikan program kerja sekaligus meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) di wilayah Daerah Buru Selatan tentang Peraturan Organisasi (PO) dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Pengurus AMGPM Daerah Buru Selatan telah mengangkat dan melantik Panitia Pelaksana Kegiatan Pendidikan Kader Tingkat Menengah.


Pelantikan ini berlangsung dalam ibadah cabang yang dilaksanakan di Gereja Wae Fuhan Prangit, Jemaat GPM Labuang, Minggu (22/8/21).


Pengangkatan dan pelantikan panitia tersebut dilakukan langsung oleh ketua AMGPM Daerah Buru Selatan, Dominggus Seleky, disaksikan oleh Sekretaris Daerah AMGPM Daerah Buru Selatan, Vence Titawael, bersama sejumlah pengurus AMGPM Daerah Buru Selatan, Pengurus Cabang Talitakumi dan seluruh pengurus serta anggota ranting Se-Cabang Talitakumi.


Panitia ini disahkan dengan Surat keputusan Nomor 10/KPTS/PD.02 ORG/2022 tentang Pengangkatan dan Pelantikan Panitia Pelaksana Pendidikan Kader Jenjang Menengah.


Panitia yang dilantik sebanyak 25 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota AMGPM Ranting Muan Modan, Cabang I Talitakumi. Ketua panitia dipercayakan kepada Bung Adisam Solissa, Sekretaris Panitia, Bung Erik Mailoa dan Bendahara Panitia, Usi Meiske Lesnussa.


Mereka kemudian diteguhkan oleh Pendeta Buce Lesnussa. Kegiatan pendidikan Kader Tingkat Menengah ini akan berlangsung di bulan Oktober 2021. (AMGPM)

Namrole, AMGPM
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Ranting Tolot Lea, Cabang I Talitakumi, Daerah Buru Selatan, Maluku, merayakan HUT NKRI ke 76 dengan cara yang berbeda.


Disaat banyak orang ingin merayakan secara megah, AMGPM Ranting Tolot Lea malah merayakannya dengan warga Dusun Fatsinan, Desa Kamlanglale yang masih kental dengan adat istiadat.


Warga Dusun Fatsinan adalah salah satu Komunitas Adat di Kabupaten Bursel. Komunitas Adat ini memiliki jumlah jiwa yang cukup dan bisa dijadikan sebagai Desa, namun dusun tersebut hingga saat ini kurang mendapat perhatian pemerintah khususnya soal listrik, kesehatan dan pendidikan. 


Dengan semangat kemerdekaan, Ketua ranting AMGPM Ranting Tolot Lea, Bearly Pattiasina dan Sekretaris Ranting, Viona Lesnussa, sejumlah pengurus, pembina dan anggota AMGPM Ranting Tolot Lea menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih di Dusun Fatsinan, Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole, kabupaten Bursel pada Selasa (17/8/21).


Sebelum proses pengibaran bendera Merah Putih berlangsung,  bendera terlebih dahulu diserahkan oleh Hatango Latbual, salah satu warga adat dusun Fatsinan kepada pasukan pengibar bendera dan disaksikan oleh Kepala Dusun Fatsinan, Silas Latbual serta seluruh warga Fatsinan.


Gagasan AMGPM Ranting Tolot Lea menggelar upacara di Dusun Fatsinan ini melibatkan berbagai elemen. Ada Babinsa dan Babinkamtibmas desa Kamlanglale, 3 anggota dari Kompi Senapan D/ 731 Kabaresi yang juga merupakan anggota AMGPM Ranting Tolot Lea. Mereka bertindak sebagai pasukan Pengibar Bendera.

Selain Kepala Dusun Fatsinan, Silas Latbual, hadir juga Tokoh Adat Dusun Fatsinan, Pembina AMGPM Ranting Tolot Lea, anggota Ranting, dan warga dusun Fatsinan.


Meskipun diguyur hujan deras, namun upacara pengibaran bendera berjalan lancar dan penuh hikmat. Bahkan saking antusiasnya warga dari anak-anak sampai orang dewasa dalam upacara tersebut, mereka rela basah-basahan demi menghormati bendera merah putih yang dikibarkan.


Usai pengibaran bendera, kegiatan dilanjutkan dengan perlombaan yang disiapkan AMGPM Ranting Tolot Lea untuk memeriahkan HUT NKRI ke 76 Tahun.


Sejumlah Perlombaan diantaranya, Lomba estafet bendera Merah Putih, Estafet Air, Gigit Sendok dan Kelereng, Makan Kerupuk dan sejumlah lomba kreatif lainnya.


Ketua AMGPM Ranting Tolot Lea, Bearly Pattiasina mengatakan tujuan melakukan pengibaran bendera di Fatsinan adalah agar warga dusun Fatsinan juga mendapat perhatian dari semua pihak.


"Tidak ada tujuan lain. Kami hanya ingin Dusun Fatsinan berkembang, kami ingin mereka diperhatikan dalam berbagai segi. Bayangkan saja sudah 76 tahun Indonesia merdeka tapi warga Fatsinan belum menikmati Listrik. Ini yang perlu diperhatikan oleh kita bersama," ucap Pattiasina.


"Percuma kita rayakan semegah apapun tapi kalau tidak ada manfaat bagi masyarakat untuk apa dilakukan. Kami ingin ada manfaatnya, sekali lagi kami ingin mereka mendapat perhatian pemerintah," sambungnya.


Menurutnya, warga Fatsinan juga bagian dari NKRI dan wajib mendapatkan hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara Indonesia yang lain.


"Pada intinya kami ingin mereka diperhatikan dari segi kesehatan, pendidikan dan kebutuhan mendasar lainnya," ucapnya.


Lanjutnya, ide kreatif melakukan pengibaran bendera serta merayakan HUT ke 76 Tahun di Dusun Fatsinan adalah bentuk kepedulian AMGPM Ranting Tolot Lea bagi semua warga Fatsinan yang jauh dari sentuhan.


"Ini adalah kreatif pelayanan kami, dan sebagai warga negara kami mengajak warga Fatsinan untuk terlibat dalam momen bersejarah bagi negara Indonesia itu. Kami ingin berbagi suka cita HUT NKRI dengan saudara-saudara kami di Fatsinan," ucap Pattiasina.

Di samping itu, ia mengatakan, keutuhan dan kekompakan pengurus, anggota AMGPM dan disupport oleh pembina AMGPM Ranting Tolot Lea dalam mensukseskan kegiatan tersebut, merupakan kekuatan utama Ranting.


Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut bersumbangsi dan turut ambil bagian dalam momen bersejarah tersebut.


"Terima kasih untuk Babinkamtibmas desa, Babinsa, Kepala Dusun, Tokoh Adat dan semua warga, juga kepada Pembina, Pengurus dan Anggota AMGPM Ranting Tolot Lea yang sudah mengambil bagian dalam kegiatan tersebut," tutupnya.


Kepala Dusun Fatsinan, Silas Latbual disela-sela kegiatan lomba berlangsung,  sangat berterima kasih kepada AMGPM Ranting Tolot Lea yang sudah mau berbagi suka cita HUT NKRI dengan warga Fatsinan.

AMGPM Ranting Tolot Lea harus melewati kali untuk tiba di Dusun Fatsinan

"Terima kasih, kami juga ingin ada kegiatan-kegiatan seperti ini. Kami juga ingin diperhatikan oleh pemerintah. Sebab sampai saat ini dusun kami juga belum ada listrik padahal dusun kami tidak jauh dari pusat kota Namrole," ujar Latbual.


Ia berharap, di hari kemerdekaan NKRI ke 76 Tahun ini, ada kejutan dan hadiah terbaik bagi warga dusun Fatsinan.


"Semoga nantinya listrik masuk di dusun kami tahun ini karena yang kami dengar tahun ini sudah masuk. Semoga ini bukan kabar kosong," tutupnya.


Selain upacara bendera, AMGPM Ranting Tolot Lea juga membagikan ratusan masker, dan ratusan bingkisan HUT ke warga Fatsinan. Kegiatan ini berlangsung dengan menerapkan prokes Covid 19. (Sumb: www.AMGPMTolotLea.com)


Namrole, AMGPM
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Ranting Tolot Lea, cabang Talitakumi Daerah Buru Selatan (Bursel) ikut ambil bagian dalam kegiatan Sabtu Pagi Bersih Lingkungan (Sapa Berlian) Pemda Bursel yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bursel, Sabtu (7/8/21).


Kegiatan yang melibatkan seluruh OPD, TNI, Polri dan OKP/Ormas dan sejumlah komunitas ini memfokuskan pembersihan di dalam kota Namrole.


AMGPM Ranting Tolot Lea sendiri mendapatkan lokasi kerja di dua ruas jalan menuju perempatan Kantor Bawaslu Bursel.


Terlihat di lokasi, bukan hanya AMGPM ranting Tolot Lea saja yang berada dilokasi tersebut, tetapi sejumlah pegawai dari dinas, para siswa dan sejumlah komunitas juga terlihat membersikan lokasi disekitar perempatan jalan tersebut.


Mario Lesnussa, salah satu peserta bakti dari AMGPM Tolot Lea mengatakan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama.


Lesnussa juga berterima kasih karena Pemda Bursel melalui dinas Lingkungan Hidup telah melibatkan AMGPM Tolot Lea  dalam kegiatan Pemda.


"Kebersihan juga bagian dari tanggung jawab semua pihak termasuk kami di AMGPM Tolot Lea," tandasnya. (RTL)

Cari Website Ini


Ayat Alkitab Hari Ini

Cari Ayat Alkitab


Ketik kata atau ayat:

Alkitab Bahan

Berita Daerah AMGPM

Seputar AMGPM

Sering Di Baca

Total Pageviews

loading...