Baca Juga
Syalom...
Langkah antisipasi terhadap penyebaran virus Corona di Buru Selatan terus berlangsung dari hari ke hari.
Sejumlah elemen masyarakat dan berbagai komunitas ikut ambil bagian dalam upaya ini.
Tak ketinggalan, Jemaat GPM Labuang dibawa Pimpinan Pdt HR Lessil/S ikut menggelar aksi peduli dalam upaya pencegahan COVID-19.
Aksi ini dilakukan dengan penyemprotan disinfektan di areal Gereja Wae Fuhan Prangit Labuang, rumah warga Jemaat dan masyarakat di kawasan Desa Labuang, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Senin (20/03/2020).
Pantauan Media ini di lokasi penyemprotan, aksi Jemaat berlangsung dengan melibatkan AMGPM Ranting Talitakumi Labuang, Wadah Pelayanan Laki - laki (Pelpri), Wadah Perempuan (Pelwata), Pengasuh SMTPI.
Kepada Orasi Rakyat, Ketua Majelis Jemaat GPM Labuang, Pdt HR Lessil/S mengatakan, kegiatan penyemprotan yang dilakukan hari ini untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan Virus Corona yang semakin meresahkan masyarakat saat ini, khususnya di Bursel.
"Langkah yang dilakukan oleh Jemaat GPM Labuang ini, merupakan bentuk kepedulian untuk mencegah mewabahnya Virus Corona di lingkungan tempat tinggal Jemaat maupun tempat umum," jelas Lessil.
“Ini hanya inisiatif Jemaat sendiri, langkah ini kami lakukan semata-mata untuk mencegah lingkungan sekitar dari penyebaran Virus Corona” sebutnya.
“Ini hanya inisiatif Jemaat sendiri, langkah ini kami lakukan semata-mata untuk mencegah lingkungan sekitar dari penyebaran Virus Corona” sebutnya.
Kegiatan penyemprotan ini, lanjut Lessil, merupakan gerak cepat dari Jemaat GPM Labuang dalam upaya mengatasi penyebaran Virus Corona.
Diketahui, Virus Corona atau Covid-19 adalah virus yang sangat cepat penularannya, bisa menyerang seluruh penduduk dalam satu wilayah, meskipun jumlah penduduknya sangat besar.
"Tindakan penyemprotan Disinfektan ini kita lakukan untuk pencegahan penyebaran Virus Corona, agar jemaat maupun masyarakat yang ada di Desa Labuang ini bebas dari Covid-19. Bagi kami, lebih baik mencegah darip mengobati," paparnya.
Menurutnya, untuk kemanusiaan dan kemaslahatan banyak orang, setiap orang punya tanggungjawab moril yang sama. Itu sebabnya Jemaat GPM Labuang berinisiatif melakukan langkah pencegahan di lingkungan sekitarnya.
Selain itu, Lessil juga menyampaikan kepada Jemaat dan masyarakat, agar selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Bagi Jemaat atau masyarakat yang baru pulang dari luar daerah untuk segera melaporkan kepada Pemerintahan Desa atau Puskesmas terdekat.
Selaku pimpinan Jemaat, ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktifitas diluar rumah jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak atau Social Distancing.
"Kami harap warga Jemaat maupun masyarakat lebih menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sesudah melakukan aktifitas diluar rumah," harapnya.
“Semoga langkah kami hari ini bisa sedikit membantu pemerintah dan masyarakat di lingkungan ini, agar kita semua dapat terhindar dari ancaman penyebaran virus Corona,” pungkasnya. (Sumber: Orasirakyat.com)
Namrole, Buru Selatan
Turut ambil bagian dalam penanganan cepat pencegahan dan penyebaran Virus Corona, Paduan Suara (PS) Wadah Pelayanan Laki-laki Jemaat GPM Waenono-Kamlanglale (Waekam) melakukan penyemprotan cairan desinfektan ke rumah-rumah warga, Jumat (27/3/2020) sore.
Proses penyemprotan cairan desinfektan ini dipimpinan oleh Ketua PS Pelayanan Laki-laki Jemaat GPM Waenono, Sandro Teslatu dan dibawa arahan Ketua Majelis Jemaat GPM Waekam, Pdt. Nita Mairima.
Saat melakukan penyemprotan, PS Laki-laki Jemaat GPM Waekam juga memberikan selebaran tetang himbauan untuk terus menjaga diri dengan melakukan berbagai hal yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kami ingin jadi bagian dari garda penanganan Virus Corona dan setelah ada komunikasi yang di bangun untuk melakukan penyemprotan dan sosialisai Virus Corona oleh Paduan Suara Wadah Pelayanan Laki-Laki, maka sebagai ketua jemaat kami sangat mensupport hal tersebut,” kata Ketua Majelis Jemaat GPM Waekam, Pdt. Nita Mairima kepada wartawan, Jumat (27/3/2020).
Ia berharap, selain ada penyemprotan dan sosialisasi, jemaat Waekam juga bisa sadar dan melakukan cara-cara serta kegiatan-kegiatan yang sudah banyak di anjurkan baik itu dari Sinode, Pemerintah maupun dari TNI Polri.
“Kami berharap masyarakat sadar dan melakukan apa yang di sampikan oleh Sinode dan Instasi-instansi terkait lainnya,” harapnya.
Sedangkan ketua PS Wadah Pelayanan Laki-Laki jemaat Waekam, Sandro Teslatu di sela-sela penyemprotan mengatakan bahwa ada 9 hal yang menjadi fokus himbauan mereka.
“Himbauan pertama, rajin mencuci tangan dengan sabun dan anti septik, Kedua; mengurangi aktifitas keluar rumah di tempat-tempat ramai, selanjutnya hindari berjabat atau bersentuhan secara langsung, tidak percaya berita Hoax, menjaga jarak dalam berkomunikasi, menjaga pola makan dan kebersihan lingkungan, tidak panik dan mengikuti perkembangan berita soal Corona dan yang paling utama kita semua harus berdoa agar virus Corona tidak masuk ke Bursel,” urainya.
Ia juga berharap apa yang dilakukan ini dapat diikuti oleh jemaat-jemaat yang lain, supaya Virus Corona yang menjadi musuh bersama dapat dicega sedini mungkin. (Sumber: orasirakyat.com)
22 Mar 2020 | 08:06:06 WIB | Oleh Administrator 457 kali
Seruan Gembala COVID-19, oleh GPM
Keterangan Gambar : Virus Covid 19 dalam gambar
Jemaat, Silahkan klik link yang berwarna biru dibawa ini
untuk membaca, Terima Kasih.
Kegiatan
Musyawara Paripurna Pimpinan Daerah (MPPD) Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku (AMGPM) Daerah Buru Selatan (Bursel) ke XXV resmi digelar di desa Fakal,
Kecamatan Fena Fafan, Kabupaten Bursel, Minggu (15/3/2020).
MPPD yang merupakan
sebuah momentum guna meningkatkan peran Pemuda GPM secara nyata dalam
pembangunan, mental dan spiritual, maupun pembangunan kehidupan sosial masyarakat
ini dibuka langsung oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Bursel, Rony
Lesnussa.
Petemuan seluruh
utusan AMGPM Daerah Bursel ini dilakukan untuk merumuskan program kerja dan target
dari AMGPM Daerah Bursel selama 1 tahun ke depan.
Sejumlah masalah
seperti pendidikan kader, aksi lingkungan, penguatan spiritualitas, solidaritas
antar umat beragama, misi pekabaran injil, serta penguatan kapasitas ekonomi
menjadi isu utama yang dibicarakan.
Bupati Bursel
dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten III bidang Administrasi Umum,
Rony Lesnussa mengatakan, sebagai lembaga legislative tertinggi setelah
Komferda, MPPD merupakan wahana strategi menjalankan amanat dan pelayanan GPM
sebagai oragnisasi kepemudaan yang lahir atas dasar perjuangan umat dan
masyarakat.
“Sejalan dengan
itu pemuda gereja harus menunjukan konsistensinya dalam upaya bina mental dan
spiritual bagi generasi muda gereja dalam mengembangkan SDM serta mencipatakan
kemampuan beroganisasi dan bagi individu pemuda gereja,” ucap Lesnussa.
Dikatakan, sejak
terbentukanya AGMPM di Bursel, pandangan dan eksistensi AMGPM sangat ditentukan
oleh kekuatan konsistensi dan komitmen yang terus terlibat dalam dinamika pembangunan
gereja serta dapat beradaptasi dengan berbagai perkembangan dan kemajuan zaman.
“Dengan mengangkat
Tema ‘Allah Kehidupan Tuntun Kami Membela Dan Merawat Kehidupan’ dan Sub Tema ‘Bersama-Sama
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Alam Semesta Sebagai Panggilan
Iman Meghadapi Zaman Dalam Kehidupan Bergereja, Berbangsa Dan Bernegara’
mengandung makna yang relevan ditengah pesatnya perkembangan dunia,” ucapnya.
“AMGPM Bursel
sebagai Garam Dan Terang Dunia dituntut untuk bekerja secara nyata
ditengah-tengah masyarakat guna mewujudkan Bursel rukun relegius, toleran,
aman, damai dan sejahtera, dimana setiap generasi muda harus dapat menerima
hidup bersama dalam perbedaan sebagai kosekuensi sebagai realitas masyarakat
Bipolo yang majemuk,” tambahnya.
Dikesempatan itu
atas nama Pemda Bursel, dirinya berharap AMGPM Bursel dapat bersanding dengan
organisasi-organisasi lain untuk bagaimana bisa menjalin kemitraan dengan
tujuan sama-sama membangun Bursel kearah yang lebih baik.
“Pemda Bursel
berharap, kiranya keberadaan AMGPM Bursel dapat memainkan perannya secara aktif
ditengah masyarakat dan menjadi mitra yang baik sebagai upaya kita bersama
untuk memajukan daerah ini ke arah yang kita dambahkan. Selamat bermusyawarah
dan jadikan landasan semangat kebersamaan dan kesatuan persepsi untuk
menghasilkan keputusan-keputusan yang bermakna bagi organisasi, gereja maupun
masyarakat,” pungkasnya. (Sumber : Orasirakyat.com, Suaraburuselatan.com, kompastimur.com)
Kebutuhan akan listrik sudah menjadi hak mendasar bagi seluruh rakyat Indonesia, bahkan hal ini juga sudah sesuai dengan program pemerintah pusat tentang "Listrik Masuk Desa" demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah.
Seperti halnya masyarakat di Dusun Fatsinan, Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Provinsi Maluku yang hingga saat ini sangat merindukan listrik hadir di dusun mereka.
Kendati Kabupaten Bursel sudah mekar sejak 11 tahun yang lalu, namun Dusun Fatsinan, yang merupakan dusun dari Desa Kamlanglale ini masih belum merasakan kesejahteraan sosial dan salah satunya yakni menikmati Listrik.
Jika ditilik soal lokasi, Dusun Fatsinan masih termasuk dalam area perkotaan dari ibu kota kabupaten Bursel. Dan akses menuju dusun tersebut jika menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari pusat kota hanya membutuhkan 4 sampai 7 menit.
Terkait hal itu, Kepala Dusun Fatsinan, Silas Latbual yang ditemui wartawan, Senin (10/2/2020) mengaku bahwa seluru warga Dusun Fatsinan sangat mengharapkan perhatian Pemda Bursel terkait kehadiran listrik di dusun tersebut.
Dirinya menyampaikan bahwa warga Fatsinan juga memiliki hak yang sama dengan warga Bursel lainnya dalam memperoleh akses akan listrik.
"Kami masyarakat rindu Listrik permanen. Untuk itu kami mintah agar hal ini menjadi perhatian Pemda Bursel karena kami juga bagian dari kota Namrole yang merupakan ibu kota Kabupaten," ujar Latbual.
Kendati telah memiliki lampu dengan tenaga surya di beberapa rumah warga yang merupakan bantuan pemerintah pusat, namun Latbual tetap ngotot agar warganya dapat menikmati listrik langsung dari PLN.
"Saat ini memang ada dibeberapa rumah warga telah terpasang Tenaga Surya, akan tetapi dengan kondisi seperti saat ini yang sudah memasuki musim hujan, sudah pasti Listrik tenaga surya itu tidak ada fungsinya dan hanya sebagai pajangan. Ini yang membuat kami sangat rindu listrik dari PLN," kata Latbual.
Bahkan dirinya mengaku akan menggerakan seluruh warga untuk turut membantu jika ada pekerjaan pemasangan listrik ke dusunnya.
"Disini ada sekitar 60 jiwa dari 19 kepala keluarga. Jika nanti dibutuhkan tenaga untuk membantu pemasangan listrik menuju dusun kami, kami siap bantu. Yang penting kami bisa menikmati listrik seperti warga kota Namrole lainnya," tuturnya.
Ia menjelaskan, kerinduan untuk menikmati listrik sudah ada sejak terbentuknya Kabupaten Bursel, namun hingga saat ini semua kerinduan itu belum bisa tercapai. Sehingga ia berharap, Pemda Bursel bisa serius melihat permasalahan ini.
"Ini hak kami juga sebagai warga NKRI, sebagai warga Kabupaten Bursel, makanya kami minta Pemda bisa membuat program agar Listrik dari PLN bisa masuk di dusun kami. Jarak dusun kami dengan pusat kota juga sangat dekat," paparnya.
Disamping itu, dirinya mewakili aspirasi semua warga dusun Fatsinan menginginkan agar masalah listrik di dusunnya juga menjadi perhatian seluru Anggota DPRD Kabupaten Bursel.
Pasalnya, selaku anggota DPRD harus bisa menjadi penyambung lida rakyat untuk melihat hal-hal seperti ini bersama pihak eksekutif.
"Bukan hanya Pemda, kami juga minta dukungan seluruh anggota DPRD Bursel untuk melihat masalah ini. Yang pasti kami minta mereka untuk memperjuangkan apa yang menjadi keluhan masyarakat seperti kami," harapnya.
Sementara itu, Kepala KCP PLN Namrole, Sumardi Karim yang di hubungi media ini, Senin (10/2/2020) terkait pemasangan listrik ke Dusun Fatsinan mengaku sudah mengusulkan hal itu ke PLN wilayah Maluku-Maluku Utara. Hanya saja hingga saat ini belum ada perintah dari wilayah untuk melakukan pemasangan listrik di Dusun Fatsinan.
"Untuk Dusun Fatsinan dan beberapa dusun lain sudah di usulkan ke wilayah dari tahun kemarin. Kami di cabang hanya menunggu perintah dari atas, kalau sudah ada pasti dikerjakan," ujar Karim.
Karim menjelaskan, untuk dusun Fatsinan dan beberapa Dusun lainnya sudah masuk dalam agenda tahun 2020, hanya saja semuanya harus sesuai petunjuk dari PLN wilayah.
"Sudah masuk agenda tahun 2020, ya semoga bisa terlaksana di tahun ini. Kami minta dukungan semuanya elemen," tutupnya. (Sumber, SuaraBuruSelatan.com)
![]() |
Namrole, Buru Selatan
Ketua BPH Sinode
GPM, Pdt AJ. Werinussa berharap pengganti Wakil Bupati (Wabup) Buru Selatan
dari Kader GPM. Harapnya, pegantinya ada kesamaan dengan almarhum Wabup Buce
Ayub Seleky dalam menjalankan pemerintahan Buru Selatan (Bursel).
Demikian harapan
dari Ketua BPH Sinode GPM AJ. Werinussa dalam sambutannya pada pembukaan MPPD
24 AMGPM Bursel yang berlangsung di Desa Kase, Kecamatan Leksula Kabupaten
setempat, Minggu (3/3).
"Saya
berharap kepada bapak bupati agar dalam memilih Wakil Bupati (menggantikan
almarhum) dari kader GPM. Minimal pengganti Wakil Bupati ada kesamaan dengan
almarhum Ayub Seleky;" ucap Werinussa berharap kepada Bupati Bursel Tagop
Sudarsono Soulisa yang juga hadir saat itu.
Werinussa pada
pada kesempatan yang baik ini, Ia mengingatkan sebagai pimpinan gereja dan
selaku bapak katanya, jangan kesempatan ini digunakan untuk saling bertarung
dan cakar mencakar.
Kata Werinussa,
berikan kearifan kepada bapak bupati untuk memilih teman kerjanya yang baik,
sejalan sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan politik, dan naluri pemerintahan
yang beliau tekuni setelah 5 tahun pertama hingga memasuki 5 tahun kedua.
"Pak
bupati, jika ada kader GPM yang berkelahi, saya iklas kalau bapak tidak memilih
mereka," kata Werinussa pada bupati.
Menurutnya,
karena kami tidak mau kader-kader GPM itu berkelahi untuk jabatan-jabatan di
pemerintahan, maupun jabatan sosial maupun politik.
"Sekali
lagi saya ingatkan, jangan mengganggu konsentrasi pak bupati,” tandasnya.
Lanjut Werinusa
katakan agar biarkan beliau memilih dengan nurani beliau. Memilih teman yang
dicintai, teman yang bersahabat untuk memimpin sisah pemerintahan beliau
Menanggapi
harapan dari Ketua BPH Sinode GPM itu, Bupati pada kesempatannya memberikan
sambutan sekaligus membuka acara kegiatan MPPD 21 AMGPM Buru Selatan meresponi
permintaan itu.
"Saya harus
merespon apa yang harus, yang disampaikan oleh pak Ketua Sinode. Karena ini
bagian dari pada permintaan, kalau orang sumatra bilang, puisi, apa, pantun itu
balas membalas," ujar Bupati.
Kata Bupati dua
periode ini khusus kepada Ketua Sinode bahwa, dalam mekanisme untuk nantinya
memiluh pengganti Ayub Selwky, ujarnya mengaku terasa sulit melepaskannya.
"Saya
sendiri dalam mekanisme untuk nantinya memilih pengganti bapak Ayub Seleky.
Terus terang saja, sampai hari ini saya punya hati belum bisa melepaskan
beliau," ujar bupati.
Dikatakan,
terkadang-kadang situasi kondisi politik juga akui Tagop membuat dirinya
tertekan karena ada hal-hal yang kadang-kadang dipolitisir oleh orang-orang
tertentu yang ia sendiri tidak tahu.
"Tetapi
yang jelas, niat hati saya dan niat saya ini, hanya satu saja bahwa identitas
sebagai Ayub Seleky itu tidak bisa hilang dari saya punya proses kehidupan
pemerintahan ini, karena suda terlalu mendalam, dan itu sudah saya sampaikan ke
beberapa orang termasuk beberapa tokoh politik di Maluku, ditingkat Maluku,
kemudian beberapa tokoh partai juga sudah ia sampaikan,” ucapnya.
Sebut Tagop,
peganti Wakil Bupati almarhum Ayub Seleky haruslah orang yang sama seperti
almarhum, minimal sama dan berasal dari GPM.
" Harus ada
orang yang minimal sama dengan beliau, dan dari GPM juga," sebut bupati
disambut tepuk tangan dari para peserta MPPD AMGPM Buru Selatan. (Sumber: Kompastimur.com)

Namrole, Buru Selatan
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Waenono-Kamlanglale (Waekam) bersama Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) setempat menggelar lomba sepeda Hias dalam rangka memeriahkan HUT GPM ke 84 tahun yang jatuh ada tanggal 6 September 2019 kemarin.
Kegiatan ini berlangsung, Minggu (8/9/2019) dengan titik start didepan gereja Imanuel Waekam.
Adapaun rute lomba Sepeda Hias yakni dari depan Gereja Imanuel menuju pertigaan perbatasan dengan desa Labuang, belok kiri ke arah jalan baru, lurus dan belok kiri ke depan pandopo Almarhum Wakil Bupati Bursel kemudian kembali ke depan Gereja Imanuel.
Perlombaan ini terdiri dari dua kategori yakni, kategori anak yang diikuti oleh anak usia 4 sampai 9 tahun dan kategori remaja yang diikuti oleh anak dengan usia 10 sampai 16 tahun.
Pantauan media ini, untuk kategori anak di menangkan oleh peserta dengan nomor 2 (dua) atas nama Noel Tuhumena sebagai juara pertama dengan total nilai 255.
Juara kedua ditempati oleh peserta dengan nomor 7 atas nama Ika Lesnussa dengan nilai 240 dan juara tiga kategori anak di tempati oleh Theo Aswali dengan perolehan nilai 238.
Sedangkan untuk kategori remaja, juara pertama di raih oleh peserta dengan nomor 15 atas nama Farel Leslesil dengan total nilai 210.
Peraih juara kedua dengan nomor peserta 23 atas nama Erna Huwae dengan perolehan suara 205 serta juara ke tiga dengan nilai 170 diraih oleh peserta dengan nomor 9 atas nama Cello kuluwey.
Untuk para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Piala, Bonus dan Sertifikat.
Sedangkan peserta yang tidak memperoleh juara tetap diberikan sertifikat.
Untuk juara satu kategori remaja pemberian piala, sertifikat dan bonus diberikan langsung oleh Ketua Cabang AMGPM Talitakumi Jemmy Liligoly, dan untuk juara satu kategori anak di berikan langsung oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Waekam Pdt Nita Mairima.
Selanjutnya untuk juara dua dan tiga diberikan langsung oleh fungsionaris AMGPM yang ada dibawah bimbingan AMGPM Cabang I Talitakumi.
Kegiatan ini berlangsung sangat meriah dan mendapat support dari msyarakat Waekam dari yang tua sampai anak-anak.(Sumber: Kompastimur.com)
Namrole, Buru Selatan
Guna menciptakan
pemuda dan masyarakat buru selatan (Bursel) yang bersih dari penggunaan Narkoba
dan terhindar dari penyakit HIV/AIDS, Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
(AMGPM) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bursel dan
Dinas Kesehatan Bursel menggelar sosialisasi tentang bahaya penggunaan narkoba
dan HIV/Aids.
Kegiatan yang
berlangsung di Gereja Wae Fuhan Prangit, desa Labuang, kecamatan Namrole,
Minggu malam (27/10/2019) menghadirkan tiga nara sumber dalam memaparkan materi
terkait Narkotika dan HIV/Aids.
Ketiga pemateri
itu yakni, dari BNN menghadirkan Kapala BNNK Bursel Siti Umassugi, Dari Dinas Kesehatan
Mengahadirkan Dokter Umum RSUD Namrole Dokter Wineti Damamain, dan pemateri ke tiga
dari ketua Majelis Jemaat GPM Labuang Pdt Erna Lessil.
Hadir dalam
kegiatan tersebut, Ketua Cabang AMGPM Talitakumi Jemmy Liligoly, Sekretaris Cabang
AMGPM Talitakumi Elvis Lahallo, pengurus cabang, ketua-ketua ranting dan
anggota AMGPM rating yang ada di bawa Cabang Talitakumi.
Kepala BNNK
Bursel Siti Umassugi dalam paparannya mengatakan BNN memiliki tugas yang sangat
penting terkait penanganan masalah penyalagunaan narkotika di Bursel.
Dikatakan, saat
ini BNNK Bursel telah merehabilitasi 8 orang yang telah terbukti menggunakan
narkotika dan Psikotropika dan saat ini mereka sementara di rehab di Klinik Pratama
di Pemda Bursel.
“Narkoba sudah
menjadi musuh bangsa. Musuh bangsa itu ada tiga yaitu narkoba, terorisme dan
korupsi, mereka tiga ini adik kakak. Indonesia sekarang itu darurat narkoba
karena potensi pasar untuk Indonesia itu sangat besar dan sangat menjanjikan
bagi para bandar bukan hanya masyarakat biasa saja yang terjerat hukum
menggunakan Narkoba tetapi aparat hukum juga terjerat. Kemarin ada orang BNN juga
yang jual narkoba dan di proses hukum,” ungkapnya..
Saat ini,
lanjutnya, temuan jenis baru untuk narkoba sudah 71 jenis dan yang masuk dalam daftar
Peraturan Menteri Kesehatan hanya 20 jenis. sementara sisanya tidak diakomodir
dalam peraturan.
“Ini juga sulit
bagaimana kita mau tangkap sementara ada banyak jenis yang tidak di aturan
dalam peraturan,” selahnya.
Umassugi membeberkan,
narkoba sudah menyebar di seluruh Indonesia. Saat ini bukan saja orang dewasa
yang menggunakan narkoba tetapi anak-anak sekolah juga pakai.
“Tahun lalu ada
yang lapor kalau ada anak sekolah yang cium lem dan cium bensin. Dan parahnya
lagi yang cium bensin itu 21 orang. Ini bahaya dan akan mengikis SDM Bursel
jika terus dibiarkan. Untuk Indonesia jaringannya berskala internasional dan
negara tiap tahun itu rugi Rp. 84.7
triliun,” jelasnya.
Diutarakan, kondisi
saat ini di Bursel, siswa SD sudah pakai bensin, siswa SMP pakai lem dan rokok
elektrik. Hal ini harus menjadi perhatian semua kalangan karena merupakan
ancaman besar bagi generasi muda penerus bangsa.
Dirinya
menghimbau agar semua potensi AMGPM dan seluruh masyarakat dapat menghimbau seluruh
kerabat, keluarga, maupun semua orang untuk menjahui narkotika. Sebab jika
berhubungan langsung dengan Narkoba sudah pasti menyusahkan diri sendiri.
“Mungkin ini
terlihat biasa, tapi sebenarnya ini bahaya dan mengancam generasi muda kita. Kalau
PNS kedapatan pasti di pecat dan masuk penjara dan untuk masyarakat akan kena
hukuman penjara. Menggunakan Narkoba berarti ia siap berhadapan dengan Hukum
dan kematian karena itu konsekuensi menggunakan Narkoba akan membuat kita
Dehidrasi, Halusinasi, penurunan tingkat kesadaran, gangguan kualitas hidup
sampai kematian,” tegasnya.
Sementara Dokter
Wineti Damamain dalam materinya menghimbau kepada seluruh kader AMGPM agar
berhati-hati, sebab Selama dirinya bertugas
di Bursel telah mendapati ada pasien yang mengidap HIV/AIDS di RSUD Namrole.
Dijelaskan,
Virus mematikan ini hanya dapat menular melalui cairan tubuh manusia dan tidak
menular melalui gigitan nyamuk, jabat
tangan maupun tinggal serumah.
“Virus HIV/Aids
ini masuk dari sel darah putih, melalui cairan-cairan tubuh, bisa seperti
sperma, vagina, dan air susu. Selain itu juga melalui cairan darah dengan
melakukan transfusi, jarum suntik yang tidak stril, melalui hubungan seksual,
maupun Transportasi organ tubuh,” teranganya.
Dikatakan,
hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan virus yang telah merenggut
jutaan jiwa manusia itu. Hanya saja, para peneliti telah menemukan obat namun
obat tersebut bukan untuk mematikan virusnya tetapi hanya memperlambat
perkembangan virus di dalam tubuh manusia.
Lanjutnya, seorang
pengidap HIV/AIDS tidak bisa dilihat secara kasat mata sehingga dirinya
menghimbau agar para kader AMGPM dapat menjadi corong untuk menyampaikan bahaya
HIV/ AIDS di Bursel.
“Penderita HIV/ AIDS
itu tidak terlihat secara kasat mata, untuk itu sebagai pemuda gereja kita
bersama elemen lainnya harus menjadi corong untuk menyampaikan kepada
masyarakat luas tentang bahaya virus ini. Virus ini akan tinggal dalam tubuh
manusia dari 5 sampai 10 tahun baru kelihatan. Dan saat kelihatan dengan
ciri-ciri pengidap HIV itulah maka yang bersangkutan akan meninggal dunia,”
pungkasnya.
Sedangkan Ketua
Majelis Jemaat GPM Labuang Pdt Erna Lessil dalam materi singkatnya dari perspektif
agama Kristen hanya mengingatkan semua kader AMGPM untuk menjahui apa yang
telah disampaikan oleh pihak BNNK dan Doter RSUD Namrole, sebab menurutnya, tubuh
dan hidup manusia adalah kepunyaan Tuhan dan kita sebagai menusia patut
menjaganya.
“Kita harus menjaga
tubuh kita sebab tubuh kita merupakan Bait Allah (rumah Tuhan) yang suci dan
kudus. Menggunakan obat-obat terlarang dan narkoba serta melakukan tindakan-tindakan
hingga tubuh kita terjangkit HIV/ AIDS itu berarti kita telah merusak cipataan Tuhan,”
tutupnya. (Sumber: Suaraburuselatan.com)
Namrole, Buru Selatan
Meski ditengah
kondisi dan cuaca yang sangat tidak bersahabat, dan diguyur hujan yang tiada
henti-hentinya, namun acara penutupan kegiatan Temu Anak dan Remaja (TADAR) ke
II Jemaat GPM Waenono-Kamlanglale (Waekam), yang melibatkan anak dan remaja
lintas gereja yang ada pada dua desa tersebut berlangsung sangat meriah.
Dalam penutupan
yang berlangsung pada Senin 3 Juni 2019 di desa Waenono Kecamatan Namrole,
Kabupaten Bursel itu, di meriahkan oleh berbagai macam tarian yang di bawakan
oleh anak dan remaja peserta TADAR.
Ada tarian Feten
Dogen, tarian perang suku Kei, tarian petik Pala, tarian set4ng galojo anak
bongso gamu, tarian urut daun kayu putih dan tarian Pawela. Semua tarian ini
dibawakan dengan penuh semangat dan gembira tanpa menghiraukan hujan yang
sedang turun.
Disamping itu
juga, diperkenalkan lima agama besar yang masuk ke Maluku dan menyebar hingga
ke pulau Buru.
Ketua majelis
Jemaat GPM Waekam, Pdt Nita Mairima dalam arahan singkatnya mengapresiasi
semangat dan kreatifitas peserta TADAR yang telah mengikuti kegiatan sampai
pada acara penutupan.
Koordinator
Wilayah (Korwil) AMGPM Daerah Buru ini juga berterima kasih kepada seluruh
stock holder yang telah dan turut membantu dalam menyukseskan kegiatan yang
diadakan setahun sekali tersebut.
“Walaupun Hujan
deras dan kondisi yang tidak bersahabat, tapi puji Tuhan semua dapat berjalan
dengan baik. Kami bersyukur semua kegiatan baik lomba maupun pelatihan-pelatihan,
serta proses belajar dapat berjalan dengan baik dan dari tempat ini kami berterima
kasih untuk semua pimpinan gereja, Pemdes Waekam dan semua fasilitator. Begitu juga
dengan Pak Sami Latbual dan Pak Gerson Selsily yang sudah ada dan mensupport
kegiatan ini juga para orang tua dan pengasuh, serta seluruh peserta TADAR,”
puji Mairima.
Dirinya
berharap, semua ilmu dan pengalaman iman yang telah diperoleh selama mengikuti
TADAR dapat dimanfaatkan oleh para peserta setelah kembali ke rumah
masing-masing.
“Kami berharap
sungguh kepada para peserta yang antusiasnya yang begitu tinggi dapat
mengaplikasikan semua ilmu dan ajaran-ajaran gerejawi yang diperoleh di tempat
ini dan dapat menerapkannya baik di rumah maupun di tempat-tempat lain,” harap Mairima.
Dalam kegiatan
itu, banyak kategori perlombaan yang dipertandingkan. Untuk kategori pariwisata
dijuarai oleh Soa Wagida sebagai juara pertama, disusul oleh Soa Mual sebagai
juara kedua dan Soa Waelua sebagai juara ketiga. Untuk Kuliner di juarai oleh Soa
Mual, disusul oleh Soa Wagida sebagai juara kedua, dan juara ketiga ditempati
oleh Soa Waelua.
Kategori Public
Speaking dijuarai oleh Soa Waelua, disusul Soa Wagida dan Waetemun sebagai
juara dua, serta Soa Mual dan Soa Masbait sebagai juara ketiga. Sedangkan untuk
Cerdas Cermat Alkitab (CCA) dijuarai oleh Soa Wagida, disusul Soa Gewagit
sebagai pemenang kedua dan pemenang ketiga di tempati oleh Soa Waelua.
Lomba Nyanyi
kategori perempuan, untuk juara satu di raih oleh Soa Waetemun, juara dua oleh
Soa Wagida dan juara tiga oleh Soa Waelua. Sedangkan lomba nyanyi kategori
laki-laki dijuarai oleh Soa Mual sebagai pemenang pertama, Soa Gewagit sebagai
pemenang kedua, dan Soa Wagida sebagai pemenang ketiga.
Untuk kategori
lomba Information Technology (IT) di menangkan oleh Soa Masbait, disusul oleh
Soa Waelua sebagai juara dua dan Soa Waetemun sebagai juara ketiga. Sedangkan
lomba Daur Ulang dijuarai oleh Soa Waelua, disusul Soa Waetemun dan Soa Gewagit
sebagai pemenang kedua dan ketiga.
Kategori
Fotografer, dimenangkan oleh Soa Wagida, kemudian disusul Soa Waetemun, dan Soa
Mual. Untuk Tarian dimenangkan oleh Soa Mual sebagai pemenang pertama, dan Soa
Waetemun sebagai pemenang kedua serta Soa Mual sebagai pemenang ketiga.
Untuk kelengkapan
tenda (rumah/walang) kategori terbaik, terunik dan tertata dengan baik diraih
oleh Soa Waelua dengan perolehan suara 395, disusul oleh Soa Wagida dengan
perolehan nilai 355, kemudian Soa Gewagit dengan total nilai 350.
Acar penutupan TADAR
Oikumene ini ditandai dengan pemukulan Tifa oleh Ketua Majelis Jemaat GPM
Waekam Pdt Nita Mairima di saksikan oleh Pimpinan Gereja denominasi. (Sumber: Suaraburuselatan.com)
Namrole, Buru Selatan
Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku (AMGPM) mendorong agar semua Kepala Desa yang ada di Kabupaten Buru
Selatan (Bursel) bisa mengembangkan setiap potensi unggulan di desa mereka
lewat program-program pemberdayaan yang bisa dianggarkan lewat pengelolaan Dana
Desa.
Dorongan itu diaktualisasikan
lewat kegiatan Sosialisasi Dana Desa dengan tema ‘Strategi Pengelolaan Dana
Desa Dalam Rangka Pemanfaatan Potensi Desa’ yang diselenggarakan oleh AMGPM
Cabang I Talitakumi Daerah Buru Selatan yang dilaksanakan di ruang Serbaguna
Desa Labuang, Kecamatan Namrole, Sabtu (16/02) sore.
Kegiatan yang dibuka langsung
oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Buru Selatan, Rony
Lesnussa itu turut menghadirkan tiga orang pemateri, yakni Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buru Selatan Amelia Solissa, Sekretaris
Dinas Pertanian Kabupaten Buru Selatan, Idris Loilatu dan Kepala Bidang
Budidaya Perikanan pada Dinas Perikanan Kabupaten Buru Selatan, Rido Behuku.
Dimana, kegiatan yang dipandu
langsung oleh mantan Ketua AMGPM Cabang I Talitakumi yang juga Kepala Bidang
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel, Renaldy Soulissa itu
menghadirkan peserta sosialisasi yang terdiri dari Kepala Desa, Ketua BPBD,
Ketua Bumdes, Ketua Remaja Mesjid, Ketua Pemuda Katholik, Ketua Ranting AMGPM
maupun potensi AMGPM yang berasal dari 18 Desa di Kecamatan Namrole dan
Kecamatan Leksula.
Dimana, untuk desa Namrole,
berasal dari Desa Oki Lama, Oki Baru, Tikbari, Leku, Wali, Masnana, Labuang,
Kamlanglale, Waenono, Elfule, Fatmite, Lektama, Namrinat, Waefusi, Waenalut,
Wamkana dan Batu Tulis serta satu desa dari Kecamatan Leksula, yakni Desa Kase
sesuai daerah pelayanan AMGPM Cabang I Talitakumi.
Asisten Bidang Administrasi Umum
Setda Kabupaten Bursel, Rony dalam arahannya ketika membuka kegiatan tersebut
memberikan apresiasi positif bagi kepedulian AMGPM dalam pelaksanaan
sosialisasi ini.
“Kami sangat mengapresiasi
positif kegiatan yang dilaksanakan oleh teman-teman AMGPM Cabang I Talitakumi
ini, sebab kegiatan ini sudah sangat membantu pemerintah daerah dalam menggali
dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di desa melalui strategi pengelolaan
dana desa,” kata Lesnussa.
Lesnussa mengaku bahwa kegiatan
produktif ini akan dilaporkannya langsung kepada Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono
Soulissa ketika Tagop tiba di Namrole nantinya.
Selain itu, Lesnussa berharap
setiap peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikutinya dengan serius
sehingga bisa menggali berbagai potensi ungggulan desa untuk dikembangkan
melalui pengelolaan Dana Desa di desa masing-masing.
Apalagi, lanjutnya, AMGPM tidak
hanya peduli terhadap desa-desa yang mayoritas beragam Kristen saja, tetapi
juga turut peduli terhadap semua desa tanpa tebang pilih.
“Kami sangat gembira sekali,
karena kegiatan ini turut melibatkan Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua Bumdes,
Ketua Remaja Mesjid, Ketua Pemuda Katholik. Jadi, bukan hanya peduli dengan
sesame kader AMGPM saja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia
Sosialisasi Dana Desa, Roby Tasidjawa dalam laporannya menjelaskan, dasar
pelaksanaan sosialisasi ini ialah hasil keputusan Musyawarah Pimpinan Paripurna
Cabang (MPPC) VII AMGPM Cabang I Talitakumi di AMGPM Ranting Zoar Waenalut
Dimana, maksud diselenggarakannya
sosialisasi dana desa adalah untuk memberikan pemahaman yang baik kepada Kepala
Desa, BPD, pengelola Bumdes dan Tokoh Pemuda tentang strategi pengelolaan Dana
Desa dalam rangka pemanfaatan potensi desa.
“Tujuan dilaksanakannya kegiatan
sosialisasi Dana Desa adalah untuk meningkatkan kualitas Kepala Desa, BPD, Pengelola
Bumdes dan Tokoh Pemuda dalam proses pengelolaan dana desa, terutama mengenai
potensi unggulan desa yang bisa dikelola sebagai komoditas unggulan desa dan
konsekuensi hukum terkait penyalagunaan dana desa,” jelasnya.
Iapun menjelaskan bahwa kegiatan
sosialisasi ini dibiayai dari dana stimulan Pengurus Cabang dan upaya-upaya
pencarian dana yang dilakukan oleh panitia yang bisa dipertanggung jawabkan.
Kepada media ini, Iapun berharap
sosialisasi yang dilakukan pihaknya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
potensi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing desa.
“Ini merupakan bentuk kepedulian
kami AMGPM dalam mendorong pengembangan potensi unggulan di desa-desa yang ada
di wilayah pelayanan kami. Kami pun berharap agar kepedulian ini pun diresponi
secara serius oleh peserta yang hadir, karena mereka adalah pelaku utama di
desa mereka masing-masing,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya, akan percuma
saja AMGPM mendorong pengembangan potensi unggulan desa melalui strategi
pengelolaan dana desa yang dibagikan oleh para pemateri berkualitas yang kami
hadirkan jika tak ada niat baik dari peserta yang hadir dalam kegiatan ini.
“Kami berarap, sekembalinya para
peserta dari kegiatan sosialisasi ini, mereka bisa mulai mengaktualisasikan
strategi-strategi yang sudah dibagikan oleh pemateri sehingga desa-desa mereka
pun akan kian maju kedepan dan tak kalah dari desa-desa lainnya sehingga
masyarakatnya pun akan merasakan kesejahteraan secara merata,” tutur Tasidjawa.
Turut hadir dalam kegiatan
sosialisasi itu, Ketua AMGPM Daerah Buru Selatan Alfred E Lesbatta, Sekretaris
AMGPM Cabang I Talitakumi Elvis Charles Lahallo dan sejumlah Pengurus Cabang,
yakni Novi Luturmas, Rein Tasane, Ferdinand Kouwe, Boby Kilonressy, Neckon
Seleky, Sulce Seleky.
Selain itu, hadir pula Ketua
GAMKI Kabupaten Bursel, Leksi Sigmarlatu dan sejumlah Panitia kegiatan, yakni
Dian Manuhua, Mon Tehuayo, Erick Mailoa dan Junlisbeth Huwae. (Sumber: suaraburuselatan.com)
Namrole, Buru Selatan
Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon, khususnya Komisariat Ekonomi
Unpatti menggelar kegiatan Wisata Keesaan yang direncanakan akan berlangsung
selama 1 minggu, yakni dari Selasa (25/09/2018) hingga Selasa (2/10/2018) mendatang.
Kegiatan Wisata
Keesaan ini melibatkan AMGPM Cabang I Talitakumi dan GAMKI Kabupaten Bursel dimana
kegiatan tersebut dipusatkan di Dusun Waezoar, dimana AMGPM Ranting Anugerah
berada, Selasa (25/9/2018).
Sejumlah agenda
kegiatan akan dilaksanakan selama pelaksanaan Wisata Keesaan tersebut, yakni
Diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Bursel, Pemasangan Toa Gereja Anugerah
Waezoar, dan Waezoar Bermazmur serta pengangkatan papan dan pembersihan lokasi
untuk pembangunan Walang Baca pada hari Selasa (25/9).
Kemudian, pada
hari Rabu (26/9) akan dilaksanakan kegiatan pembangunan Walang Baca, Seari
Mengajar dan Bimbel. Berikutnya pada hari Kamis (27/9) akan dilaksanakan
Pengobatan Massal, Pembangunan Walang, Bimbel dan Waezoar Bermazmur.
Untuk hari Jumat
(28/9) akan dilaksanakan Pembangunan Walang Baca, Lomba-Lomba, Bimbel dan Lomba
Raja-Raja/Gaplek. Selain itu untuk hari Sabtu (29/9) akan dilaksanakan
Pemberian Benih Tanaman untuk Kebun AMGPM, Pembangunan Walang Baca, Bimbel,
Lomba Raja-Raja/Gaplek.
Bukan hanya itu,
pada hari Minggu (30/9) akan dilaksanakan Ibadah Minggu, Lomba untuk anak-anak
dan Waezoar Bermazmur. Sedangkan pada hari Senin (1/10) akan dilaksanakan
Peresmian Walang Baca dan Waezoar Bermazmur.
Asisten III
Setda Kabupaten Bursel, Rony Lesnussa ketika memberikan sambutan diselah-selah
kegiatan itu mengaku sangat bangga atas kepedulian orang-orang muda yang mau
turut serta membangun Kabupaten Bursel, terlebih khusus Dusun Waezoar agar
lebih mau kedepan.
“Pemerintah
Kabupaten Bursel merasa bangga kepada adik-adik GMKI, AMGPM dan GAMKI, dimana
saat ini adik-adik bisa meluangkan waktu untuk berada di tempat ini. Sebab,
acara pada saat ini membuka lembaran baru pada daerah ini,” kata Lesnussa.
Menurut
Lesnussa, walaupun kegiatan ini berkatagori kegiiatan kkeagamaan dalam lingkup
gereka, tetapi dalam lingkup luasnya GMKI, AMGPPM dan GAMI sudah turut membantu
Pemda Bursel dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan di Dusun Waezoar ini.
“Pemerintah
mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh saudara-saudara, bukan dilihat datang
untuk orang Waezoar, datang untuk umat Kristen yang ada di Waezoar tapi
kegiatan ini sudah membantu Pemda Bursel
dalam meningkatkan kualitas iman, kualitas iptek dan kualitas sumber
daya,” cetusnya.
Sebab,
menurutnya, ini sebuah kebanggaan Pemda, sebab ini merupakan tanggung jawab
Pemda, baik itu tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten Bursel maupun
tanggung jawab Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bursel serta stakeholder
terkait lainnya.
Tak hanya itu,
Camat Waesama, Ahmad Wael pun turut menyampaikan apresiasi pihaknya terhadap
pelaksanaan kegiatan Wisata Keesaan di wilayah pemerintahannya itu.
“Alhamdulillah
kami pemerintah kecamatan sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
adik-adik untuk turut serta melaksanakan program-program di wilayah kecamatan
Waesama, terutama di Dusun Waezoar ini,” ucap Wael.
Iapun mendoakan
dan berharap agar rangkaian kegiatan yang dilaksanakan ini akan berjalan sesuai
rencana dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di dusun tersebut.
“Mudah-mudahan
apa yang dilakukan adik-adik disini diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa dan apa
yang dikerjakan disini dapat berlangsung sesuai apa yang direncanakkan,”
cetusnya.
Sementara itu,
Ketua GMKI Cabang Ambon Alfred Sony Lodar dalam sambutannya mengaku bahwa
Wisata Keesaan yang dilakukan pihaknya bukan sekedar wisata biasa, melainkan
ada misi khusus yang diibawa pihaknya untuk membantu masyarakat dimana menjadi
lokasi mereka melakukan aktivitas wisata keesaan.
“Wisata Keesaan
ini bukan hanya sekedar wisata, tetapi kami melihat apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat dan dengan kemampuan kami, kami mencoba membantu, kami mohon juga
kerja semua pihak untuk secara bersama-sama
melihat kebutuhan utama masyakat disini,” ucapnya.
Iapun turut
menyampaikan terima kasih kepada AMGPM, GAMKI dan Pemda Bursel yng turut serta
berkontrbusi atas pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Tak hanya itu,
Ketua Panitia Wisata Keesaan, Jenderal Luis Rehatta dalam laporannya
menjelaskan bahwa salah satu kegiatan utama pihaknya ialah pembuatan Walang
Baca bagi masyarakat setempat.
“Salah satu kegiatan
utama kami adalah pembuatan Walang Baca. dimana sesuai hasil assessment kami
melihat tingkat sumber daya masyarakat sangat rendah sehingga bagaimana kiita
meningkatkan ekonomi, bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat kalau bukan dari sumber
daya manusianya,” ucapnya.
Sebab,
lanjutnya, salah satu rencana jangka panjang pihaknya edepan adalah pembuatan
Walang Baca sehingga kalau dikelola dengan baik oleh masyarakat, oleh AMGPM
disini dan juga di dukung oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas
Perpustakaan dan Arsip daerah, maka dusun ini diharapkan akan menjadi Dusun
Baca.
Sementara itu,
Ketua I AMGPM Cabang I Talitakumi, Maxigen L Lesnusa dalam sambutannya sangat
memberikan respon positif terhadap teman-teman GMKI yang mellaksanakan programnya
dii Dusun Waezoar tersebut.
“Kami berharap
keberadaan saudara-saudara bersama selama satu minggu biarlah kita melakukan
kerja nyata supaya ketika saudara-saudara kembali ke Ambon, saudara-saudara
meninggalkan cendera mata yang akan selalu dikenang. Ini merupakan satu
motivasi tersendiri bagi kami. Kami yakin apa yang kita lakksanakan bersama ini
tidak ada yang sia-sia,” kata Lesnussa yang juga Ketua PGRI Kabupaten Bursel.
Tak hanya
Lesnussa, Ketua GAMKI Kabupaten Bursel, Leksi Sigmarlatu pun turut menyampaikan
apresiasi positif atas kedepudlian GMKI dalam menjangkau Dusun Waezoar dengan
program-programnya yang sangat baik tersebut.
“Kami secara
organisatoris sangat mendukung keberadaan saudara-saudara disini dan kami
sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang saudara-saudara laksanakan di
Dusuni ini,” tutpnya. (sumber: Kompastimur.com)
Namrole, Buru Selatan
Mejelang HUT
Gereje Protestan Maluku ke-83 Tahun yang jatu pada tanggal 6 September 2018,
jemaat GPM Labuang, Klasis Buru Selatan menggelar berbagai macam lomba yang
melibatkan 10 unit yang ada pada jemaat tersebut.
Pembukaan lomba
yang berlangsung, Jumat (31/08) di lapangan Gereja Wae Fuhan Prangit ini di
awali dengan arahan singkat dari Ketua Majelis Jemaat GPM Labuang Pdt. Herna
Lessil dan dilanjutkan dengan ibadah bersama yang dipimpin oleh Pdt. Buce
Lesnussa.
Dalam arahan
singkat Ketua Majelis Jemaat Labuang Pdt. Herna Lessil mengharapkan dalam
pertandingan nanti warga jemaat dapat menjaga sportifitas, keamanan dan
ketertiban selama perlombaan berlangsung sampai pada puncaknya acaranya.
“Kami majelis
jemaat sangat mengharapkan adanya sportifitas warga jemaat yang mengikuti
perlombaan maupun warga jemaat yang menonton perlombaan supaya perlombaan
menyongsong HUT GPM ke 83 ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu keamanan
dan ketertiban juga harus di jaga oleh warga jemaat,” kata Lessil.
Kemudian acara
perlombaan semarak HUT GPM ini di pandu oleh Presenter muda Andre Solissa yang
tak henti-hentinya membakar semangat para peserta yang mengikuti perlombaan
itu.
Diketahui
perlombaan yang berlangsung selama tujuh (7) hari terhitung dari tangal 31
Agustus sampai dengan 6 September ini diagendakan sejumlah mata lomba di
antaranya, Rame-rame Estafet yang meliputi Lomba Taropa, Gigit sendok, Makan
Kerupuk, Gigit Koin dan Mengisi Paku pada Botol, berlangsung pada 31 Agustus
2018.
Untuk tanggal 1
September akan dilakukan Lomba bertema “Beta ber-PI” yaitu dengan melakukan
Tour Pekabaran Injil (PI) ke Dusun Waesoar, kemudian untuk tanggal 2 September
akan dipertandinkan mata lomba bertema Beta Anak GPM dengan jenis lomba, Pakai
Baju Seragam, Baca Alkitab Indah, Story Telling, dan lomba nyanyi tunggal. Sedangkan
tanggal 3 September hanya dipertandingkan lomba Baris Indah.
Materi lomba
pada tanggal 4 September yang di gelar dengan tema “ Beta deng Alam” akan
dipertandingkan Lomba Mangael, Lomba Cipta Menu, dan Cinta Alam.
Untuk tanggal 5
September akan dilangsungkan pertandingan bertema “Beta Pung Budaya” dengan
materi lomba yaitu perlombaan Tarian Buru dan Perlombaan Makan Pinang.
Sedangkan untuk tanggal 6 September akan dilangsungkan perlombaan Jalan Santai
Berhadiah dan di akhiri dengan perayaan Malam Puncak.
Perlombaan
memperingati Hut GPM ke 83 Ini di ikuti oleh 10 Unit/Sektor pada Jemaat Desa
Labuang yaitu, Unit Huma Elen, Unit Etan, Unit Lolit Lalet, Unit Subu Rogo, Unit Kan Lengat,
Unit Lea Poda, Unit Wae Muhad, Unit Wae Lule, dan Unit Wae Lia serta Unit
Fatsinan. (Sumber: Suaraburuselatan.com)
A. CIRI KHAS LOGO
Logo ini didesain
dengan memiliki unsur-unsur yang secara spesifik terdiri dari :
1.
Gambar Bulatan Bumi yang sedang aktif berputar, berwarna dasar
Biru Muda (Biru Maritim), bertepi warna Biru Tua (biru samudra).
2.
Lima Garis Lintang berbentuk cembung berwarna Putih dengan
kemiringan 20 derajat berwarna tepi Biru Tua (biru samudra).
3.
Pita Teks bertulis : MAT. 5 : 13A & 14A melingkari bumi
berwarna Kuning Keemasan pada bagian depan dan warna Putih pada bagian
belakang. Tepi Pita & Teks Alkitab berwarna Ungu Tua.
4.
Dua Bentuk Lingkaran berwarna Hijau (lingkaran luar) dan Putih
(lingkaran dalam).
5.
Di bawah gambar utama logo tertera tulisan AMGPM yang
ditulis dengan bentuk huruf kursif (huruf miring) tebal berwarna Biru Tua (biru
samudra).
B. MAKNA UNSUR MATERI LOGO
1. Gambar
Bulatan Bumi dengan Lima Garis Lintang
berkemiringan 200 menandakan : Bumi yang aktif berputar (dengan
makna khas). Di atas aktivitas bumi inilah AMGPM terpanggil untuk mengemban
visi, misi, dan sasaran pelayanan secara dinamis.
2. Pita
dengan Teks Mat. 5 :13a & 14a yang mengitari bumi,
menandakan Sabda Yesus : “Kamu Adalah Garam dan Terang Dunia” yang diangkat
selengkapnya menjadi semboyan/moto sebagai ciri khas kepribadian/indentitas
AMGPM.
3. Lima
Garis Lintang, menandakan 5 (lima) bidang Pengembangan Pelayanan AMGPM,
yaitu :
· Bidang
Organisasi dan Kerumahtanggaan;
· Bidang
Pendidikan dan Pembangunan;
· Bidang
Oikumene dan Pembinaan Umat;
· Bidang
Pekabaran Injil dan Komunikasi;
· Bidang
Finansial dan Ekonomi.
4. Obor
Bambu dengan Tiga Lidah Api, melambangkan Pembinaan, Pengembangan, dan
Pemberdayaan AMGPM yang bersumber pada Firman Allah, berakar di dalam Gereja,
berorientasi ke dunia/konteks, serta mengacu pada aspek-aspek perdamaian,
keadilan dan keutuhan ciptaan.
5. Lidah-Lidah
Api, secara khusus melambangkan Roh Kudus yang memberi kuasa untuk
menjadi Saksi.
6. Bambu
(tangkai obor), secara khusus me-lambangkan pertumbuhan ke arah
kematangan hidup yang lebih arif dan bijaksana sebagai sikap mental AMGPM untuk
menghadapi tantangan badai cobaan dengan tabah, lentur, tidak mudah patah
terkulai dalam mengemban visi, misi dan sasaran pelayanannya.
7. Nama AMGPM
dalam bentuk huruf kursif (huruf miring tebal) menandakan keteguhan tekad untuk
maju ke depan mengemban motto – jati dirinya secara dinamis.
C. MAKNA WARNA
1. Hijau, pada umumnya warna ini melambangkan pertumbuhan, kehidupan
dan pengharapan.
Di dalam logo :
·
Pada Lingkaran Luar memberikan makna pelestarian lingkungan hidup.
·
Pada Tangkai Obor memberikan makna pertumbuhan hidup dan pengharapan.
2. Putih,
pada umumnya melambangkan kesucian. Di dalam logo warna ini mengacu pada makna
Matius 5 : 14a, yaitu :
· Pada
Lingkaran Luar (kedua) memberikan makna Lingkaran Terang yang melingkupi
Dunia.
·
Pada Garis Lintang dalam bulatan bumi, memberikan makna bentangan Terang
Dunia.
3. Biru Muda, pada umumnya warna biru
melambangkan kesetiaan.
Dalam
logo, warna ini secara khusus berkonotasi laut sebagai sumber Garam
Dunia dengan kualitas tinggi (Mat. 5 : 13a) dan sebagai Paradigma Medan
Gumul AMGPM.
4. Biru Tua, pada Tepi Luar Lingkaran Bumi,
Garis Lintang dan Tulisan AMGPM di atas dasar putih menandakan kedalam Kasih
setia AMGPM secara murni dan konsekuen kepada jati dirinya sebagai
Garam Dunia dan Terang Dunia.
5. Kuning Keemasan, pada umumnya
melambang-kan kejujuran.
Dalam logo, warna ini secara khusus melambangkan kekuatan terang yang mampu
menembusi tantangan dan kendala kabut situasi dunia yang menghadang langkah
AMGPM ke depan.
6. Ungu, secara theologis melambangkan
sikap hidup berkorban tanpa pamrih.
Dalam logo, warna ungu mengacu pada AMGPM sebagai organisasi kepemudaan yang
khas gerejawi.
7. Merah, secara umum melambangkan
keberanian.
Dalam logo, warna ini melambangkan dinamika Roh Kudus yang memberi kuasa dan
keberanian untuk bersaksi secara dinamis, kritis dan realistis.